Senin, 29 Juli 2019

TARIAN NUR MENTARI

Pancar sang surya menyinari menyorot tajam apapun yang terpapar dihadapnya

Menghangatkan yg kedinginan karena didekap kabut pagi dalam gigil nya

Memanasi hingga mengering,
basah nya keAngkuhan yang melekat dalam kulitnya

Sampai menguap dan lenyap dalam udara,
kedengkian,Amarah memuai !

Tak lagi dia bisa berbangga! Karena keindahan nya melapuk,hingga jadi keriput,hanya mengharu yg dia mampu,Karena dia tersadar dgn mengkerut hanya makhluk tanpa daya yang akhirnya cuma men-debu

Bahkan ada pula yg sampai terbakar! Karena berani menatap ingkar!
Hingga sampai Api menyambar dia pun berkobar , tak sanggup lagi mengusai diri,karena terbudak Nafsiy!

Ada pula yg sembunyi,dia bahkan tak mau terkena sinar,
Karena kekufurannya dia tak mau terpapar,
dibawah penutup-penutup dia coba menghindar,
prasangka nya menduga bahwa tak mungkin terbongkar!

Dasar Buta!
Tentu kau tak mungkin melihat dalam gelap!
Tak jua sadar,padahal tak lama lagi hijab-hijab mu akan tersingkap!
Maka takkan mampu matamu menatap cahaya itu!
Kamu pun akan tergagap,bahkan tiada lagi kau bisa berucap!

Apa Kau mengira bisa melihat tanpa Nur ku!
Mampu kamu melenggang tenang bila tanpa padang surya ku!
Bisa kamu membeda?
Bentuk,rupa,warna, tanpa benderang ku!
Mana Fikirmu, buat lah tipu daya sehebat mu !
Cukup senyum mendidih dimulut syamsu bergejolak,
itulah tawaku dalam bara laksana air yg menantimu sambil beriak-riak!

Tangkaplah kilau ku yg kau anggap mampu
Karena aku tau
Kau takkan mampu berlama-lama menatapku
Cukup sibak kan yg menghalangi pancar ku
Dan berteduhlah bila panasku mulai menyengatmu
Bukankah sehat dan hangat yg kau perlu ?
Tak perlu tamak menyerap sorot ku
Bila kau percaya!
Aku khan selalu datang menemani mu,
Bagaikan tongkat yg sedia dlm kebutaan mu
Sampai kau menjadi Abu.

(kholifudin)


Thanks buat : Al-Fajri ,Ad-Dhuha,tak lupa gelas kopi,para rokok dan korek Api lain waktu kita bernyanyi kembali.