Minggu, 03 Januari 2021

Maklumat dari Rakyat untuk Pejabat




Tidakkah Kau ingat....

Bahwa akhir semua cerita adalah TamatPara spiritualis menyebut itu dengan KiamatApakah kamu sudah begitu yakin bahwa engkau itu seorang yang selamat? 


Menjadi begitu pentingnya bagimu terhormat!
Sampai dengan teganya dirimu membuat orang lain memjadi memiliki rasa dendam kesumat !
Masa iya itu yang kau sebut NIKMAT ?
Padahal bagi banyak orang itu adalah yang cacat bahkan sangatlah menyayat 
Bahkan sampai ada yang dengan luapan emosi yang yang terlanjur lepas dengan mengucapkan berbagai kalimat yang berkonotasi BANGSAT!

Oh.... inikah sebuah hikmah dan tauladan dari penguasa jagat raya bagi ummat
Beginilah Tabiat bila manusia dengan dunia sudah begitu terpikat !
Apapun yang di kuasa dijadikan alat bahkan untuk menjerat 
Siapa saja yang melawan akan di Lumat 
Bahkan sampai di babat dan di sikat 
Tak perduli lagi bila itu harus melanggar Daulat
Sampai engkau rela menjilat Atasanmu di pantat 
Bahkan tiada Rasa takut walaupun banyak orang bersumpah umpat sampai LAKNAT

Apakah hanya karena untuk harkat dan martabat
Sesuatu yang seharusnya memberi banyak guna serta manfaat buat rakyat
Malah engkau sunat !
Engkau embat !
Sungguh sudah begitu penuh sesak kah, NURANI mu tersumbat !

Ini hanyalah pengingat
Bahwa segala sesuatu yang ada disini cuma sesaat
Jangan lah terlalu engkau pegang begitu erat
Coba kau lihat isi dalam karung mu, masihkah ada tempat untuk  memuat?
Jangan sampai malah nantinya kepenuhan dan muncrat
Tercerai berai tersemburat
Bagaimana bila nantinya bahkan untuk dirimu sendiri sekedar mencicipi pun tak lagi sempat

Semoga saja engkau tidak terlambat
Karena mungkin saja ini akan berdampak hebat
Apakah engkau bangga dikenang sebagai penjahat
Ataukah engkau lebih suka bila sejarah menulismu sebagai pengkhianat

Ini semua masih dapat engkau cegat
Bila engkau memang mau dan berminat
Bukankah tuhan selalu membuka pintu taubat
Untuk kita semua yang sudah bermaksiat
Maka mungkin ini bisa menjadi wasilah untuk kita semua menjadi jalan kebenaran dan selamat
Baik di dunia ini dan tentu saja harap kita sampai kelak nanti di akhirat.

Dari : Jerit nurani rakyat mu 

Minggu, 23 Februari 2020

Sandal Jepit buat Tuhan

sandal groundeals store
Jangan kau ganggu orang yang sedang jatuh cinta! 
Tidak ada seorangpun yang berhak mengusik orang yang sedang meluapkan dan mengekspresikan rasa cintanya pada sang kekasih. 

Termasuk luapan cinta kepada Tuhan. 
Apa dosa mereka? 
Apa salah mereka? 

Mereka hanya meluapkan ekspresi cintanya, lalu untuk apa kau menghukuminya dosa? 
Jika kau menghinanya, menghukuminya dengan dosa, maka sungguh engkaulah yang pertama kali telah berdosa. 

Mendekatlah, wahai anak-anakku... 
Akan saya ceritakan sebuah hikayat dari negeri yang pernah dipijak oleh Baginda Rasulullah saw. 

Suatu ketika, tersebutlah Seorang guru besar (Syaikh), sedang mengembara untuk mengajarkan ilmunya. 
Hingga suatu hari dalam perjalanannya, sampailah guru besar itu di pinggiran desa.  Dia melihat ada sebuah gubuk kecil yang kumuh. Melihat hal itu, timbul keinginan sang guru besar untuk mampir dan menumpang beristirahat barang sejenak,
   
Hatinya bersyukur akhirnya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada seseorang. 
Perlahan ia mendekati gubuk itu dan ingin mengetuk pintunya. Belum sempat ia berucap salam tiba-tiba terdengar suara rintihan, serta tangisan halus yang memelas dari dalam gubuk itu. 

Sang Guru besar pun penasaran untuk  melihat siapakah dan apa gerangan yang sedang terjadi. Ia pun berjalan untuk mendekat kearah sumber suara itu, Ternyata dilihatnya seorang lelaki sedang berdoa. 

Hmm, mungkin sang pemilik gubuk,” gumamnya. 

Rasa penasaran Sang Guru besar semakin menggebu, maka diayunkan lagi kakinya kearah jendela yang terbuka itu untuk lebih  mendekati, dengan jalan perlahan karena ia tidak ingin membuat kaget lelaki yang sedang merintih dalam doa itu. Namun, betapa Sang guru besar terperanjat, kaget bukan kepalang ketika ia melihat lelaki tersebut. 

Berdoa dengan kedua tangannya menengadah ke atas. Seketika mata sang guru melotot, amarahnya berontak karena melihat lelaki itu menaruh sandal di antara jari-jemarinya. 

“Lelaki itu berdoa seraya menyuguhkan sepasang sandal jepit untuk Tuhannya”. 
Lelaki itu merintih, menangis dalam doanya 

"Tuhan, di manakah Engkau berada? 
 "aku rindu pada-Mu, oh Tuhan ..." 
"aku ingin bertemu dengan-Mu ..." 
 "Akan aku sisiri rambut-Mu, kubelai dan kucium jemari-Mu dengan ta'dzhim." 
 "aku ingin sekali membuatkan susu untuk-Mu, akan kucucikan jubah kebesaran-Mu, biarkanlah aku bersihkan kamar singgasana-Mu, sebab aku adalah hamba-Mu"  
 "Tuhan, hari ini aku dapat rezeki, aku belikan sandal jepit ini untuk-Mu dan hanya untuk-Mu. 
 "Aku ingin memakaikannya pada kedua kaki-Mu yang halus, oh Tuhan," 
rintih si pemilik gubuk dengan lelehan air di matanya mengalir membasahi keduan pipinya.

Lelaki itu tak menyadari kehadiran Sang guru besar yang sedang melihatnya di balik jendelanya.

Tiba-tiba, Lelaki dalam gubuk terperanjat, karena dikagetkan oleh sebuah teriakan. 

"Bid'ah!" 
"Ini Bid'ah!" 
"Ini kemusyrikan nyata!" 
"Ini kesesatan nyata!" 
"Ini kebiadaban!", teriak sang guru besar. 

Sang Guru besar lalu berlari menerobos masuk kedalam gubuk untuk menemui si lelaki pemilik gubuk itu. 

Nafsu Sang Guru besar memuncak tak bisa dikendalikan, setelah sampai dihadapan si lelaki pemilik gubuk ia menendang tangan lelaki itu. Sandal jepit yang lelaki itu suguhkan untuk Tuhannya pun terlempar dan jatuh berserakan. 

Sang guru besar terus mencaci-maki sambil berteriak-teriak. 

"Ini kesesatan Nyata, ini penghinaan kepada Tuhan yang agung!!". 
"Hei,Tuan!, apa yang sedang engkau lakukan?" tanya sang guru dengan nada marah. 

Lelaki itu pun bingung, mengernyitkan dahinya, lalu dengan tergagap ia menjawab, 

“Oh Tuan, biarkan saya, tolong jangan kau ganggu saya, saya sedang berdoa.” 

"Berdoa kepada siapa?" Tanya sang guru.

"Tentu kepada Allah, Tuhan saya, raja alam semesta, Sang Maha Hebat yang menguasai jiwa seluruh ciptaan, yang sangat saya cintai" jawab lelaki itu. 

Mendengar jawaban lelaki itu, kemarahan Sang Guru besar semakin memuncak,  

"Anda tak tahu diri ya! 
"Anda menganggap Tuhan itu sebagai apa??" 
"Apakah Tuhan mempunyai kamar pada singgasana-Nya? 
 "Apakah Tuhan terikat pada ruang dan waktu?  
 "Apakah Tuhan perlu minum sehingga harus kau buatkan susu? 
 "Apakah Tuhan mempunyai jari-jemari yang bisa Anda cium seenaknya? 

"Anda benar-benar ngawur, DASAR MAKHLUK TAK TAU ADAB!!" 
"Keakraban tak senonoh ini harusnya tidak Anda lakukan, apalagi sampai menyuguhkan sandal jepit untuk Tuhan!!" 
 "Apakah Anda menganggap Tuhan berkaki sehingga akan takut terkena duri ketika berjalan??" 
 "Segala apa yang Anda ucapkan tadi hanya cocok untuk kita, yang tumbuh dan berwadah jasad, BUKAN UNTUK TUHAN!!" 
 "Tuhan itu suci dan terhindar dari hal-hal yang demikian!! ” cerocos Guru besar lebih jauh dengan semakin mengeraskan teriakannya dengan penuh emosi. 

Mendengar cerocosan sang guru besar, lelaki itu hanya bisa menangis. Ia putus asa dari rahmat Tuhannya.  

Ia bergerak memungut sandal jepit yang tadi terserak kemudian mengoyak hingga rusak  dengan tangannya. 
Ia memohon ampun dan mengerang dengan suara rintihan yang memilukan. Rintihan tangis yang sangat menyayat hati dan telinga.

"Yaa .... Tuhan-ku, maafkan diriku bila ini adalah kesalahan menurut-MU?"
"Sebab inikah Engkau tidak mau menjumpaiku?"
"Ampuni aku duhai Tuhan-ku ....."

Lelaki itu menangis tersedu dengan suara yang memilukan, bagaikan tangis seorang  anak yang kehilangan ibunya, Lelaki itu merasa, betapa selama ini  telah kurang ajar kepada Tuhannya. Ia merasa menjadi makhluk paling hina di alam raya karena merasa bersalah telah menganggap Tuhan seolah-olah seperti manusia. menangkap makna dari hardikan Sang Guru besar itu, Padahal sebenarnya bukan itu tujuannya. ia hanya mencoba menyayangi dan mencintai Tuhannya sesuai dengan apa yang ia tau dan apa yang ia mampu pahami. 

Karena tak tahan dengan rasa bersalahnya, lelaki pemilik gubuk tersebut segera berlari dan pergi sambil berteriak histeris seperti anjing yang terluka oleh tembakan sang pemburu.

Sedangkan Sang guru besar merasa telah berhasil menyadarkan lelaki itu dari perbuatan sesatnya, ia merasa bangga, begitu puas lalu kembali melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan setapak yang tadi dilaluinya, setelah beberapa kilometer berjalan, Di tengah jalan bertemulah ia dengan sosok lelaki dekil dengan wajah lusuh bagai pengemis.  
Lelaki dekil itu menghentikan langkah Sang Guru besar lalu berkata,  

"Wahai engkau yang berjubah mewah, dengarkanlah aku, 
Tuhanku memerintahkan kepadaku, aku disuruh mengatakan ini padamu," kata orang tersebut pada sang guru. 
Dengarkan ucapanku wahai engkau yang dianggap sebagai guru besar. 

“Tuhanku berfirman,  
"kamu telah memisahkan Aku dari hamba-Ku!" 
"Apakah kamu berkehendak untuk mempersatukan hamba dengan Tuhannya atau hendak memisahkannya?” 

"Aku telah menganugerahkan ilmu yang berbeda-beda kepada setiap hamba-Ku untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam mengenal-Ku." 

"Ketahuilah setiap orang memiliki kadar pengetahuan dan pengenalan yang berbeda-beda atas-Ku." 
"Apa yang menurutmu salah bisa jadi benar menurut-ku, Dan apa yang bagi orang lain menjadi racun dapat pula menjadi madu bagi-ku." 

"Ingatlah!, Akulah Allah ta'ala yang berwenang untuk menilai apakah perbuatan hamba-Ku itu baik atau tidak." 

"Aku pula yang berhak memutuskan, menerima atau menolak ibadah seseorang. 
Keputusan itu mutlak haq-ku, bukan pada engkau yang berkodrat sebagai hamba!" 

sambung lelaki kumuh itu, Dengarkan Kalam Tuhanmu wahai engkau yg berjubah mewah!

Fala tuzakku anfusakum huwa a'lamu bimanittaqa 
“(Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci, Dialah yang paling mengetahui tentang orang yg bertakwa)." 

Mendengar kalam itu, sang guru besar pun bagai disambar petir. Jantungnya serasa diremas, kepalanya tiba-tiba pening. Matanya berkunang-kunang,  Ia berusaha menguatkan diri untuk mencoba berlari mencari pemilik gubuk itu, namun tubuhnya seketika lemah, ia terhuyung-huyung lalu jatuh tersungkur. 

Beberapa saat ia tak sadarkan diri, Setelah siuman, dengan masih merasakan berat dikepalanya, ia mendongakkan kepalanya sambil melihat sekeliling, pikirannya teringat sosok lelaki dekil yang tadi menemuinya, tapi sepertinya sudah menghilang entah kemana. Tiba-tiba, nurani dalam kalbunya seperti berbisik ditelinganya akan sabda Baginda Nabi saw. 

“Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian”

Dalam ketersungkurannya, tubuhnya tengkurap dan bibirnya mencium tanah, ia kembali terbelalak, karena tiba-tiba hafalan dalam otaknya akan sebuah Hadits riwayat Abu daud yang berbunyi :  

“Para penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman. Sayangilah penduduk bumi kesemuanya, maka kalian akan disayangi oleh seluruh penghuni yg di langit." mengiyang-ngiyang dikepalanya.

Jadilah Sang guru besar yang sekarang menangis terisak tanpa henti, dalam duduknya. Ia menyesal.
"Yaa, robb .... ampuni aku." 😭
"Sungguh aku telah berbuat kedzaliman." 😭

Dengan derai air mata yang tak kalah deras mengalir dipipinya seperti tangisan si pemilik gubuk yang tadi ia salahkan. Ia bertobat dan memohon ampunan atas kelancangannya itu. Dengan masih tertunduk dalam isak tangis penyesalannya, ia kembali di ingatkan alangkah besar kasih sayang Allah kepada seluruh makhluknya. maka menjadi lagi tangisnya bahkan berlangsung sampai beberapa jam dalam duduk tertunduknya.  

Apa hikmah dari hikayah ini? 
Mengertilah wahai semua anak-anak-ku .... 

Setiap orang berhak jatuh cinta. 
Setiap orang berhak meluapkan rasa cinta dan rindunya pada sang kekasih. 
Setiap orang punya cara tersendiri untuk melampiaskan EKSPRESI CINTA kepada Kekasih-nya, termasuk dalam mencintai Tuhan Sang Maha Pencipta ataupun Rasulnya. 

Sekali lagi, jangan kau caci maki. 

Biarkan saja. 
jangan diganggu. 
Segala luapan ekspresi cintanya bukanlah kesesatan, bukan juga menyelisih syariat. 
Sesungguhnya dia sedang jatuh cinta pada Tuhan nya. 
Maka jangan pernah engkau menghukuminya.

Mengertilah, bahwa kematian terburuk adalah kematian tanpa cinta. 
Siapakah orang yang mampu menjelaskan tentang makna cinta sejati? 

TIDAK ADA! 

Sebagaimana Maulana Rumi berkata,

Apapun yang aku katakan untuk menjelaskan cinta, itu cuma membuatku dicekam rasa malu." 
"Cinta adalah samudera yang kedalamannya tak dapat diukur." 
 "Apakah kau mampu menghitung jumlah tetesan samudera? 
 "Sedangkan di hadapan Sang Samudera, tujuh lautan bukanlah apa-apa” 

Jangan kau hina. Apalagi kau hukumi sebagai dosa. 
Jika kau menghinanya, maka sungguh engkaulah yg pertama kali telah berdosa. 
Biarkan para kekasih jadi gila, hina dan tenggelam dalam ekstase cintanya. 

“Kalian yang menuduhnya hina, dosa dan meributkan hal-hal semacam itu mungkin sesungguhnya kalian belum tahu bagaimana rasanya sedang dilanda kasmaran”  

Lihatlah! 
Lihatlah wajah-wajah itu. 
Mereka adalah umat Baginda Rasulullah saw. 
Dan apa yang begitu membahagiakan umat Nabi saw ini? 

Tidak ada lagi kebahagiaan bagi mereka selain kebahagiaan menabuh rebana. Menari dengan lisan penuh pujian yg dihadiahkan kepada sang kekasih. 

Sedangkan kamu, 
Iya kamu! 

Apa yang bisa kau hadiahkan pada sang kekasih selain tanganmu yang gemar menabuh hujatan dan lisanmu yang penuh cacian! Masih pantaskah kamu menyandang gelar sebagai PECINTA TUHAN?

Ingatlah, caramu mencintai makhluk-Nya menunjukkan bagaimana kedekatanmu dengan Tuhan. 
Mengertilah, bahwa yang mereka lakukan bukanlah kesesatan ataupun bid’ah. 

Mereka sedang tenggelam dalam wujud “Al-Wajd 
Apa itu Al-Wajd? 

wajadayajiduwujudanwujdanwajdan, artinya = mendapatkan/menemukan. 

Mereka menemukan cintanya. Mendapatkan kerinduannya hingga tak mau berpisah dari kekasihnya. Coba sekarang tanyakan pada dirimu, Debatkan dengan Nuranimu, Apakah kamu sungguh sudah bertemu dengan Tuhan-mu?

Lupakah kalian tentang kisah Abu Bakar.ra? 

Sayyidina Abu Bakar,ra yang tak mau memejamkan matanya, tak mau kehilangan pandangannya dari wajah kekasihnya yaitu Nabi saw. 
Abu Bakar.ra yang selalu setia mengiringi kepergian Nabi saw. 
Yang bahkan ikut melindungi nabi pada saat pelariannya ke dalam Gua Tsur karena hendak dibunuh oleh kaum Quraish. 

Abu Bakar yang menopang kepala Nabi saat tidur di dalam Gua Tsur. 
Kemudian kaki Abu Bakar disengat kalajengking dan beliau hanya  menahan sakitnya sengatan itu tapi tetap diam tak bergeming karena tidak ingin Nabi terbangun dalam lelapnya, 

Dan tahukah kamu kisah tentang Abu Bakar. ra Yang selalu berjalan pulang bersama Nabi saw setelah menunaikan shalat Isya berjamaah. 

Sampai satu ketika Abu Bakar tak mau pulang, Beliau duduk di depan pintu rumah Nabi, menunggunya hingga fajar tiba. Sampai saat nabi keluar dari rumah untuk shalat Subuh, beliau Nabi saw melihat Abu Bakar. ra masih tetap berada di teras Rumahnya. 

Nabi bertanya, "Kenapa sampai demikian duhai Abu Bakar?" 
Abu Bakar pun menjawab, 
“sungguh aku tak ingin kehilangan pandanganku dari engkau wahai kekasih Allah". 

Lalu Abu Bakar berkata, 
"Qurratu 'ayni bika ya Rasulullah (engkau adalah segala penghias dan pengobat rindu bagi mataku, wahai Rasulullah)”. 

Tentu tahu  kalian, ketika Abu Bakar diberi kabar bahwa Allah telah menjamin surganya? 
Dihadapan Nabi dan sumur itu Abu bakar saking girangnya menari-nari hingga jubahnya terangkat. 

Lupakah kalian bahwa Allah berfirman dalam Hadits Qudsi, 

“Jika Aku sudah mencintainya, maka telinganya adalahtelinga-Ku lah yang ia jadikan untuk mendengar, dan matanya adalah mata-Ku lah yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya adalah tanganku yang ia jadikan untuk memukul, ...." 

"...dan kakinya adalah kaki-ku yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta padaKu, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Kulindungi ...."

Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri ... dst”  

Lupakah kalian Nabi saw bersabda: 

"Allah 'azza wajalla berfirman: 
”Aku telah menyiapkan sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia untuk hamba-hambaKu yang shalih. Sebagai simpanan, biarkan apa yang diperlihatkan Allah pada kalian." 

Sekali lagi, 
Tidak ada satu orangpun yang berhak menghina atau menghukumi dosa kepada orang-orang yang sedang meluapkan ekspresi cintanya pada Tuhan dan rasulnya. Jangan kau ganggu orang yang sedang jatuh cinta. Toh mereka TIDAK mengusik dirimu. 

Atau mungkin sebenarnya, kamu hanya terusik oleh kedengkian hatimu sendiri?
Sehingga kamu anggap mereka sesat dan hanya dirimu yang paling benar, paling suci, paling dekat dengan Tuhan? 
Benar atau benaaar!

Nah, jika kau anggap hanya dirimu yang paling benar, maka seketika semuanya menjadi salah di matamu. Dan di saat itulah kamu menjadi orang yang paling salah. Ingatlah satu pesan ini : tak ada seorangpun yang bisa mengklaim satu kebenaran pun d dunia ini, sekalipun itu menurutmu  sudah sesuai syariat Tuhan, karena hanya Tuhan lah Al-Hakim.  

Terakhir, 
Berhati-hatilah! 
Terkadang mata salah menerka, 
Terkadang pikiran salah menafsirkan, 
dan terkadang hati salah membenci. 

"Innahu Anta maqsudiy wa ridhoka mathlubiy, YaaRobbiy ...."

#hikayah #Cerita #Cinta #Kekasih